Selasa, 29 Maret 2016

SEJUTA PELUANG KARIR EKONOM SYARIAH



Kesempatan kerja semakin sempit. Pertumbuhan lapangan kerja tak sebanding dengan jumlah lulusan perguruan tinggi. Para sarjana yang sebulan lalu di wisuda dengan gagahnya, mengantri panjang dan berpanas-panasan dalam setiap bursa tenaga kerja yang digelar.

Betul jika ekonomi syariah hadir sebagai solusi atas kekacauan ekonomi global. Benar bahwa ekonomi syariah datang membawa kemashlahatan. Setuju memang ekonomi syariah menjanjikan keadilan dan distribusi pendapatan.

Di luar fakta bahwa sistem bagi hasil lebih adil dari riba yang menjerat, di samping kenyataan bahwa zakat dan wakaf sebagai instrument pemberdayaan ekonomi umat, ekonomi syariah tanpa disadari hadir membawa secercah harapan baru dalam berkarir. Tumbuhnya industri keuangan syariah dan kesadaran masyarakat akan kehalalan dalam bermuamalah menciptakan ladang garapan baru untuk berkarya.
Tak perlu lagi berkeluh kesah, tak usah lagi berharap cemas. Kekhawatiran akan pengangguran seharusnya tak lagi menghantui. Ekonomi syariah hadir dengan sejuta pilihan karir untuk ditekuni.

Akademisi

Menurut penelitian Suroso Imam Zadjuli (Guru Besar Universitas Airlangga, dalam jangka menengah sampai 5 tahun mendatang diperlukan sebanyak 38.940 orang lulusan D3 sampai Doktor bidang ekonomi syariah. Sedangkan dalam jangka panjang antara 10-30 tahun mendatang SDM yang dibutuhkan sebanyak 125.790 orang lulusan D3 sampai Doktor. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan minimal 10 perguruan tinggi yang membuka program doktor ekonomi Islam. Sedangkan di Indonesia belum ada universitas yang membuka program ini. Hal ini dikarenakan masih jarangnya akademisi yang fokus di bidang ekonomi syariah.

Data tersebut mengindikasikan masih lebarnya peluang untuk berkarir sebagai akademisi di bidang ilmu keuangan syariah. Bagaikan efek bola salju, kehadiran para doktor di bidang ilmu ekonomi syariah akan mempercepat penyediaan SDM syariah dari level Ahli Madya sampai Magister.

Profesional Industri

Bambang Brodjonegoro (Wakil Menteri Keuangan dan Ketua Umum DPP IAEI) menyebutkan dalam kata sambutannya di acara Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) 13 November 2013 lalu bahwa industri perbankan syariah tumbuh hampir 50% setiap tahunnya. Selain itu, aset lembaga keuangan syariah non-bank tercatat sebesar 1274 Triliun Rupiah. Berkembangnya industri keuangan syariah merupakan pertanda bahwa semakin banyaknya SDM berkualitas yang bisa mengisi pada posisi-posisi dari mulai level manajerial sampai klerikal.

Menurut ketua umum ASBISINDO (Asosiasi Bank Syariah Indonesia), Yuslam Fauzi, kebutuhan terhadap SDM perbankan syariah rata-rata 11.000 orang per tahun. Sedangkan perguruan tinggi di Indonesia baru bisa menghasilkan lulusan bidang ekonomi dan keuangan syariah sekitar 3.750 orang per tahun. Terjadinya jurang kebutuhan SDM Syariah ini dikarenakan masih kurangnya jumlah perguruan tinggi yang membuka program studi ekonomi maupun keuangan syariah. Tercatat sampai tahun 2012 baru ada 20 perguruan tinggi dalam negeri yang membuka program studi ekonomi dan keuangan syariah. Lulusan perguruan tinggi ekonomi syariah yang memiliki keterampilan serta integritas yang baik sangat mendesak dibutuhkan mengingat sebanyak 90% tenaga kerja di bank syariah tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi syariah.

Oleh karena itu, bagi yang ingin menekuni karir sebagai professional di industri keuangan syariah ada kabar baik bahwa kesempatan tersebut masih terbuka lebar.

Islamic Financial Planner 
 
Di samping akademisi dan professional industri, ada sebuah profesi dalam bidang ekonomi syariah yang memiliki tugas khusus. Tugas khusus yang bertujuan mengedukasi masyarakat dan orang awam untuk mengurangi sifat konsumtif. Amanah untuk senantiasa memberikan masukan dan berbagai macam pilihan yang syariah dalam berinvestasi. Profesi yang membimbing masyarakat untuk bisa terlepas dari hutang konsumtif. Peran yang mengarahkan seorang ibu bagaimana mengelola uang bulanan dari suaminya agar ekonomi keluarga berlangsung sejahtera. Sosok yang memberikan pandangan bagi keluarga muda agar bisa menyekolahkan anak mereka kelak sesuai dengan cita, yang dibutuhkan oleh para orang tua untuk mempersiapkan masa pensiunan mereka dan diharapkan oleh si kaya untuk memberikan saran terbaiknya dalam mengelola hartanya.

Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa kebanyakan orang Indonesia memiliki perilaku konsumtif dalam pembelian smartphone dan tablet. Berdasarkan data survei dari Cisco Visual Networking Index (VNI) Forecast, akan ada 370 juta pembelian ponsel atau komputer tablet yang dilakukan oleh warga Indonesia pada 2017

Hasil survei Indeks Kepercayaan Konsumen kuartal I/2013 yang diselenggarakan Nielsen di 58 negara pada Februari hingga awal Maret 2013 kembali menempatkan Indonesia ke posisi teratas negara yang penduduknya paling optimistis dalam memanfaatkan uang.

Head of Wealth Management HSBC Indonesia Steven Suryana mengungkapkan tingkatkan kesadaran investasi masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan beberapa negara, seperti China.

Masyarakat Indonesia yang masih belum sadar berinvestasi, kebiasaan berhutang di masyarakat kelas menengah ke bawah, ketagihan kredit konsumtif, biaya pendidikan yang semakin mahal, maka dibutuhkan jasa konsultasi keuangan. Profesi ini masih sangat langka di Indonesia. Belum banyak pemainnya. Akan tetapi, peluang menjanjikan profesi Islamic Financial planner ini mulai tercium dari saat ini. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan. Profesi ini akan banyak dicari.

Penulis Buku Ekonomi Syariah
 
Proses percepatan pembangunan SDM keuangan syariah tidak akan berjalan dengan lancar tanpa fasilitas penunjang. Diantara fasilitas penunjang dalam pembangunan SDM tersebut adalah industri penulisan dan penerbitan buku-buku ekonomi syariah. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh mahasiswa STEI TAZKIA, sebanyak 74% mahasiswa merasa ketersediaan buku-buku ekonomi syariah kurang memadai.
Selain kurangnya buku-buku teori atau akademis, buku ilmiah popular yang mengulas tentang prinsip-prinsip ekonomi syariah pun belum banyak ditemukan di toko-toko buku terkenal. Melihat realita ini, ada kesempatan yang terbentang luas bagi siapapun yang ingin berkarir dalam bidang kepenulisan dan penerbitan buku-buku ekonomi syariah teoritis untuk bahan pembelajaran serta buku yang bersifat popular untuk dibaca oleh masyarakat awam.

Dewan Pengawas Syariah 
 
Bagi para lulusan ekonomi syariah yang tertarik untuk mendalami ilmu syariah seperti Fiqih, Ushul Fiqih, Bahasa Arab, Qawaid Fiqhiyyah dan sebagainya juga memiliki ruang tersendiri untuk menekuni karirnya sebagai Dewan Pengawas Syariah. Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada perbankan dan lembaga keuangan syariah.

Wakil Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) Adiwarman Karim mengungkapkan, saat ini DPS yang sudah bersertifikat baru sebatas DPS untuk perbankan dan asuransi. DPS yang sudah tersertifikasi untuk perbankan dan asuransi pun masih minim jumlahnya.

Dia mengungkapkan, total DPS yang tercatat di DSN MUI sebanyak 236 orang. Dari jumlah tersebut, yang tersertifikasi untuk perbankan dan asuransi pun masih minim jumlahnya. DPS yang sudah tersertifikasi untuk perbankan baru 167 orang dan 40 DPS untuk asuransi syariah.

Filantropi Islam 

 
Kesempatan untuk berkarir di dunia ekonomi syariah tidak hanya terbatas pada industri keuangan syariah saja akan. Para lulusan perguruan tinggi yang tertarik dengan dunia sociopreneur dapat mendalami berbagai profesi atau keahlian dalam bidang filantropi seperti Zakat Sedekah dan Wakaf. Pengelolaan zakat dan wakaf di Indonesia belum semaksimal seperti di negara-negara muslim lainnya. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyebutkan dari Rp 217 triliun potensi zakat di Indonesia baru terserap dan dikelola oleh lembaga amil zakat sebesar Rp 2,73 triliun atau hanya sekitar satu persen (Repulika Online 29/04).

Salah satu sebab masyarakat menyalurkan zakat dan sedekahnya melalu Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah unsure trust atau kepercayaan terhadap lembaga tersebut. Oleh karena itu, berbagai LAZ mulai berlomba menciptakan program penghimpunan maupun pendayagunaan zakat yang inovatif sehingga menarik bagi para muzakki.

Untuk menciptakan program penghimpunan maupun pendayagunaan yang menarik minat masyarakat, diperlukan ide-ide yang segar dan kreatif. Oleh karena itu, LAZ maupun BAZ sama-sama membutuhkan insane-insan yang tertarik untuk menciptakan berbagai program pendayagunaan zakat.

Selain profesi sebagai amil zakat di lembaga zakat yang professional, Nadzir wakaf yang professional juga sangat dibutuhkan untuk mengembangkan potensi wakaf tunai dan wakaf produktif yang sedang berkembang di Indonesia. Menjadi tugas para nadzir wakaf untuk merumuskan suatu program wakaf produktif dan wakaf tunai ritel untuk menjangkau masyarakat luas agar ikut berpartisipasi dalam wakaf tunai.

Media Ekonomi Syariah 

 
Pertumbuhan industri keuangan syariah yang demikian menggurita serta rasa penasaran masyarakat awam terhadap praktek ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan suatu media untuk ruang pembelajaran ekonomi syariah. Sampai saat ini, media yang fokus menulis, memberitakan dan menyiarkan ekonomi syariah masih dalam hitungan jari. Peluang ini sangat menarik bagi mereka yang cermat membaca kebutuhan masyarakat terhadap konten edukasi dan sosialisasi ekonomi syariah.

Menurut pakar ekonomi syariah Agustianto Mingka, idealnya dalam setahun bisa dilakukan minimal 5 juta kali sosialisasi. Bentuk sosilisasi ekonomi syariah sangat beragam dan luas, seperti melalui media massa cetak atau elektronik, buletin, majalah, buku, lembaga pendidikan, dan sebagainya

Dengan berbagai pilihan dan kesempatan karir untuk ditekuni, ekonomi syariah seharusnya menjadi solusi bagi masyarakat untuk menciptakan lapangan tenaga kerja yang baru. Masyarakat khususnya dalam hal ini adalah para lulusan perguruan tinggi di Indonesia seharusnya memandang ekonomi syariah sebagai suatu jalan yang harus ditempuh untuk berkarir dan tumbuh menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang kini dirindukan kehadirannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Welcome on Our Website, Thanks for Join and Let You follow Us.